Pages

Senin, 05 Desember 2011

PENYAKIT ANEH

Diposting oleh ananalia di 04.26

“Heii sotoy ke sini bentar loe.” ??
Aku sangat teringat sekali, pada masa kami Angkatan X dari sekian banyak siswa yang unik diangkatan X tetapi ada sebuah teman yang memiliki sebuah sebutan yang bikin kami tertawa. Begitulah nama yang selalu melekat dalam hidupnya  yang dahulu berada dibangku SMA. Kata-kata itu kalau dibilang ejekan iya sih, hhe tapi dibilang sebuah  lambang dari kebiasaannya juga iya. Emmm, Jadi kata-kata sotoy adalah sebuah sebutan kata-kata sayang dari kami untuk sebuah teman yang memiliki gelar sotoy.haha.  Mungkin juga kata sotoy tidak terlalu terkenal dalam benak kalian. Tapi istilah sotoy yang berarti sok tahu dalam segala hal, padahal sebenernya cuman mengada-ada, istilahnya nebak-nebak doank.wehh parah.
Pada saat duduk dibangku SMA banyak sekali kenang-kenangan yang takkan mungkin terlupakan. Ehh iya nih, ada sebuah pepatah mengakatan “Masa SMA adalah masa paling indah” jadi jangan sampe dilupain, bener ngak ya (dengan raut wajah binggung). Masa SMA adalah masa yang indah jangan sampai dilewatin, kenangan dengan teman-teman seperjuangan yang makan 1 piring belima mandi bareng ditower, ngak bisa deh dilupain. Kebersamaan yang selalu hadir dibenak kami membuat kami sangat rentan untuk menjauh, selalu bersama di manapun berada. Tidak halnya dengan canda tawa yang selalu menghiasi kehidupan dimasa SMA. Hidup yang jauh dari orang tua dan hidup mandiri diasrama, membuat kami saling membutuhkan di antara teman masing-masing, kami seperti menjadi sebuah keluarga besar yang sudah terbentuk dari sejak lahir, tapi kami baru bertemu di masa SMA ini.
MOS, kenagan indah itu berawal pada tanggal 7 juli 2009, ketika itu kami dikumpulkan dalam salah satu ruangan yang mempertemukan kami dengan berbagai macam system hidup diasrama. Melihat sebelah kanan sebelah kiri penuh dengan raut wajah asing, aku pun menggangap semua yang berada diruangan itu adalah musuh tapi itu masa lalu. Dengan wajah sok kenal aku pun memberanikan diri untuk berkenalan dengan teman disampingku.
“hei, nama kamu siapa ? tanyaku.
“namaku Doni. Kamu siapa ? (kami pun langsung berjabat tangan)
“aku pun menjawab. Namaku Alcha :P. biasanya di panggil mumu :P (dengan wajah semangat)
“ohh iya, aku dari jejawi, kamu dari mana ?
“aku dari pedamaran timur”.
Obrolah itu pun terhenti karena waktu istirahat telah tiba, padahal aku masih ingin menanyakan lebih jauh bagaimana didaerah teman baruku tadi. Setibanya di ruang makan aku duduk bersebelahan dengan orang yang belum aku kenal, dengan teriakan keras dari senior tak menghiraukanku untuk berbicara dengan orang asing tadi. Tak menghiraukan teriakan tak jelas dari senior kami pun saling berkenalan. Masa MOS yang yang diagendakan hanya tiga hari, tapi bagi yang merasakan MOS bagaikan Tiga tahun (ehh lebay). Dipenghujung masa MOS ada kabar tak sedap yang kami terima, akan ada pemulangan siswa yang dianggap tidak layak disekolah ini. Jedup jedupp jedup suara jantung kami seakan sama seperti paduan suara, saling merasakan ketegangan akan di umumkannya pengumuman yang pastinya akan menentukan nasib kami nanti. Waktu pun terus berjalan dan waktu pengumuman pun tiba, ada lima siswa yang tak senasib dengan kami. Kami pun bersedih dan banyak sekali pertanyaan yang tertinggal dibenak kami. Bagaimana bisa mereka tak senasib dengan kami, apa yang mereka lakukan sama dengan saya mereka seharusnya sama dan senasib dengan yang lainnya. Perdebatan, pertikaian, adu mulut terjadi di lapangan pengumuman. Dan pada akhirnya semua baik-baik saja, semua hanyalah rekayasa yang dibuat oleh para senior kami. Kami pun tertawa terbahak-bahak, tetapi yang menyedihkan sebelum kami tertawa kami menangis histeris melihat kepergian teman-teman seperjuangan kami. Namun pada akhirnya kembali sedia kala.

            Hari pertama memakai baju SMA, hari pertama merasakan upacara di SMA, hari pertama merasakan duduk dibangku SMA dan di hari pertama juga kami mengenal hidup di SMA. Setelah upacara selesai kami pun bergegas untuk masuk kelas yang telah dibagi, semua wajah asing yang terlihat dimata dan bermacam-macam sifat yang belum kita kenal sebelumnya yang membuat setiap siswa menjadi patung disebuah kelas. Dengan penyesuaian dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar membuat kami seakan inilah waktu SMA yang sesungguhnya. Hari demi hari canda tawa mulai kami rasakan kebersamaan mulai terajut dengan kuat. Belajar di kelas, estrakulikuler, dan dalam segala hal kami rasakan bersama tanpa ada yang terlewati, keseharian yang sangat menyenangkan dan tak mungkin didapatkan pada masa kuliah nanti hanya ada di SMA. Tertawa bersama teman-teman cowok cewek ngak ada beda semua tertawa apabila ada yang sangat di anehkan. Emm, ada sebuah teman yang berbeda sekali dengan teman-teman yang lain, namanya Edward, aku sampai 3 tahun sekelas sama dia, kebiasaannya yang mengundang decak kagum (cee ileh). Maksudnya setiap dia berbicara dia selalu berbicara dengan kata-kata yang tak meyakinkan, aneh, asal-asalan itu mungkin yang dikatain sotoy.
“hei sotoy, cak mano hasil pertandingan bola kemarin malem”. Tanya Yuwanda (sekalian ngetes Si Sotoy).
“skor tadi malam 6-1 untuk real Madrid. (dengan jawaban yang meyakinkan).
“nahh o kumat lagi penyakit sotoy kau nih, dak ilang-ilang lagi penyakit itu (dengan logat palembang).
seketika yang tadinya kami lagi upacara hening berubah menjadi rebut dan terbahak-bahak akibat kesotoyan Si Edward. Dengan raut wajah Edward yang masih ngak mau kalah dia tetep ngotot kalau skor tadi malem 6-1.
“ Langsung kami teriakkan sekelas ouyyy berentilah sotoy kau tuh. Hahah
Jadi perkataan sotoy dari Edward membuat kami tertawa. Kebiasaan yang membuatnya terkenal dengan sebutannya sotoy itu membuat dia biasa-biasa saja. Tapi kami mengatakan itu adalah penyakit yang aneh. Kami pun berpikir bagaimana nanti kami bertemu dengan Edward sepuluh tahun kemudian apakah masih penyakit sotoynya itu. Kita tunggu saja nanti. Sungguh penyakit yang aneh.

Hari demi hari telah terlewati dan waktu demi waktu telah dirasakan, seakan kami menjadi sebuah keluarga yang takkan mungkin terpisahkan oleh waktu. Canda tawa menghiasi kehidupan kami, saling mambantu, dan sama-sama merasakan nikmatnya waktu SMA. Dan semua itu tinggal sebuah cerita di saat semua akan pergi, hari perpisahan yang kami tak ingin rasakan pun tiba dengan sangat cepat, semua bersedih, semua menangis, tak ada lagi canda tawa yang menghiasi wajah yang tampan dan cantik-cantik disaat itu. Aku pun ikut bersedih ditangan guru-guru yang telah mengajari dan membina kami dimasa SMA, bahkan susahnya menyebutkan kata-kata terima kasih untuk guru karena air mata ini telah mengucur deras keluar dari mata ini. dan waktu perpisahan dengan guru telah usai, sekarang dengan teman-teman tercita kami, deruan tangisan kami membuat seisi ruangan itu bagaikan tempat peperangan yang sangat kejam. Bagaimana tidak kenangan selama bertahun-tahun, dan hidup selalu bersama dalam suka atau pun duka membuat kami harus berpisah dan terpisahkan oleh waktu.

Banyak cerita yang tak mungkin tertulis dalam sebuah buku, dan banyak cerita yang tak mungkin terucap dari mulut satu persatu, dan hanya sebuah ingatan dan kenangan yang akan menjadikan sebuah cerita yang indah apabila kita bertemu kembali. Semua akan baik-baik saja seperti masa kita SMA dulu.

“mungkin hanya dengan sebuah perpisahan, semoga kita akan menghargai arti sebuah pertemuan” J

0 komentar:

Posting Komentar

 

Cerita Areta Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting